Islam dan Budaya Jawa
Sebelum adanya islam yang masuk ke tanah jawa, masyarakat jawa
telah memiliki sebuah kepercayaan aninisme dan dinanisme. Mereka percaya
terhadap hal-hal ghaib yang di implementasikan dalam kehidupan nyata. Mereka
percaya akan adanya kekuatan-kekuatan ruh yang membantu mereka, mereka sering
mengadakan upacara ritual menggunakan sesajen dan kemenyan yang di persembahkan
kepada ruh dengan tujuan supaya ruh selalu menjaga dan menolong mereka.
Kebudayaan jawa ketika pada masa hindu budha tidak terlalu jauh
beda. Agama hindu budha mudah di terima oleh masyarakat jawa karena memiliki
pengaruh yang kuat terhadap keercayaan yang di anut oleh masyarakat dan kondisi
sosial nya. Di agama hindu budha ini, masyarakat jawa juga masih melakukan
beberapa ritual. Beberapa di antaranya adalah ritual kesuuran supaya cepat
dapat keturunan, ritual perawatan pusaka keris sebagai tanda kebesaran serta
upacara keagamaan grebeg, sekaten dan juga selametan.
Pandangan hidup
jawa. Pandangan hidup jawa bukanlah suatu agama, akan tetapi suatu pandangan
hidup dalam arti yang luas, meliputi pandangan terhadap tuhan serta peranan
manusia di bumi. Tolak ukur bagi pandangan jawa adalah nilai pragmatisnya untuk
mencapai suatu keadaan psikis tertentu, yaitu ketenangan, ketentraman, serta
keseimbangan batin.
Masuknya islam di
jawa. Islam masuk ke jawa melalui pesisir pulau jawa. Islam masuk ke jawa di
bawa oleh para wali yang kita kenal dengan istilah walisongo. Para walisongo
ini juga sangat berperan dalam mendirikan kerajaan islam di jawa. Islam masuk
di jawa tidak terjadi konflik-konflik yang cukupp berarti. Semuanya berjalan
cukup lancar. Para walisongo dalam menerapkan agama islam di jawa dengan cara
pendekatan yang berusaha menciptakan suasana damai, penuh toleransi, sedia
hidup berdampingan dengan pengikut agama dan tradisi lain yang berbeda tanpa
mengorbankan agama dan tradisi agama masing-masing.
Islam di jawa dan
pengaruhnya. Adanya islam di jawa sangat mempengaruhi masyarakat jawa. Sebelum
adanya islam, mereka mempersembahkan sesuatu kepada bebatuan, poho yang di
anggap keramat. Adanya acara kehamilan yang 4 bulan dengan memohon kepada ruh
yang di anggap membawa berkah. Setelah adanya islam, budaya tersebut msih ada namun
di arahkan pada arah yang lebih benar. Yang mengacu dan di tujukan kepada Allah
atau berdoa memohon hanya kepada Allah.
Interellasi nilai
jawa dan islam pada aspek kepercayaan dan ritual. Agama islam mempunyai juga
menggunakan berbagai macam ritual seperti halnya yang sudah berjalan di
kebudayaan jawa. Namun dalam agama islam, ritual-ritual tersebut di ajarkan
untuk lebih taat terhadap agama. Ritual yang di ajarkan dalam islam meliputi
berbagai bentuk ibadah yang salah satunya tersimpul dalam rukun islam.
Kemudian hubungan
nilai jawa dan islam pada aspek sastra dan pewayangan. Sastra merupakan sebuah ciptaan,sebuah kreasi, bukan
semata-mata hanyalah imitasi. Istilah wayang bisa di rtikan sebagai bonek
tiruan orang yang terbuat dari pahatan kulit kayu dan sebagainya yang di
manfaatkan untuk memerankan tokoh pertunjukan drama tradisional. Interellasi
nilai islam dan jawa dalam aspek sastra dan pewayangan merupakan salah satu
bagian yang khas dari proses perkembangan budaya jawa. Wayang memiliki seni estetis
yang terkandung di dalamnya, dan juga berfungsi sebagai tontonan dan tuntunan
kehidupan.
Pada aspek arsitektur
antara islam dan jawa saling berhubungan. Adanya menara, lawang kembar(pintu
gapura), adanya bedug dan kentongan yang bangunanya mrip dengan bangunan hindu.
Kemudian pada bangunan makam juga masih berkaitan dengan kebudayaan jawa.
Simbol sinkretisme
politik jawa-islam tampak menyolok pada gelar raja-raja jawa islam, seperti
gelar sultan, kalifatullah, susuhanan dan sebagainya. Jadi sistem kepemeritahanaya
berbentuk monarki. Hal ini sama dengan sebelum masuknya islam. Adanya kerajaan
majapahit, sriwijaya.
Dalam islam,
sistem ekonomi yang di terapkan rosulullah SAW. Berakar dari prinsip-prinsip
qur’ani. Dalam budaya jawa sendiri, kegiatan-kegiatan ekonomi juga tidak
terlepas dari kepercayaan-keecayaan mitologi.
Wanita dalam
budaya jawa. Wanita adalah sosok yang selalu mengusahakan keadaan tertata dan
juga lemah lembut. Karakteristik wanita jawa lebih cenderung ngayomi, lugu,
kalem, dan segala tingkah lakunya memiliki kharismatik. Jiwa wanita jawa lebih
sensitife, lebih dominan dalam kasih sayang, belas kasihan, murah hati dan
berbagai aspek perasaan lain. Wanita jawa berperan dalam keharmonisan dan
kedekatan terhadap keluarga.
Dinamika islam dan
jawa di era modern. Pada era modern saat ini mempengaruhi suatu budaya untuk
mengikuti perkembangan zaman. Wujud budaya tak lepas dari situasi tempat dan
waktu di hasilkanya kebudayaan tersebut. Kebudayaan jawa yang yang mengikuti
era modern berupa fisik atau aspek luar, sedangkan sesuatu yang berkaitan
dengan keyakinan agama dan adat istiadat sulit dan tidak berubah karena sudah
mengakar dalam diri masyarakat jawa.